Powered By Blogger

Senin, 26 Juli 2010

Perpisahan






Hehe.. ini beberapa poto waktu perpisahan SMA,,
Yukk... cekidot lah...

PROLOG


Maret, 10 tahun yang lalu


Sakit . . .

Itulah yang bisa terlihat dari ekspresi remaja-remaja ini saat di bawa ke rumah sakit terdekat. Beberapa dengan luka bakar yang cukup parah, kening berdarah, gigi copot dan tulang retak. Rasanya seperti mimpi buruk, melihat anak-anak yang awalnya begitu semangat bertanding, kini merintih kesakitan di ruang UGD. Ingin rasanya ia saja yang di posisi mereka, ini salahnya karena terlalu menganggap sepele urusan transportasi. Seharusnya ia menyiapkan segalanya, memeriksa tiap detail, memastikan semua baik-baik saja. Tapi ia malah melewatkan hal vital itu hanya demi perempuan yang telah membuatnya malu.

“Pak Timo,” kata suara lembut perempuan tua di sampingnya.

“Sudahlah pak, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri,” lanjutnya.

“Tapi ini salah saya, seharusnya saya tidak langsung ke Bandung sebelum memastikan semuanya, semua gara-gara supir busuk itu. Udah tau jalannya curam, bisa-bisanya ngantuk,” kata pria itu marah

“Dari sana ke Bandung kan cukup jauh pak, wajar kalau ia kelelahan,” kata wanita itu lagi

“Anda memang terlalu baik, bu kepala sekolah, tapi lihat anak-anak sekarang. Terluka, berdarah-darah, mereka perwakilan kabupaten , Bu An. Tapi sekarang? …”

Pak Timo tampaknya tak bisa berkata-kata lagi, wajahnya yang biasa tersenyum kini kian terpuruk dalam penyesalan. Dia menghela nafas.

“Saya yang melatih mereka, dari nol. Sakit sekali melihat mereka seperti sekarang, mau mati saja rasanya,” kata pak TImo putus asa

“Astagfirullah, Pak. Istigfar, ini musibah yang tidak bisa kita perkirakan sebelumnya. Siapa saja bisa mengalaminya. Jangan bapak berfikiran sempit begitu,” kata Bu An geleng-geleng.

“Saya tahu, bu. Tapi bayangkan wajah mereka. Mereka sudah berlatih dan menyiapkan segalanya selama berminggu-minggu. Entah bagaimana rasanya jika mereka mengetahui kalau mereka diganti…”

“Di ganti?” kata suara laki-laki serak
Pak Timo dan Bu Kepala Sekolah sontak kaget. Ternyata seoarang remaja laki-laki kurus yang berkata.

“Apa maksud bapak diganti?” katanya keras sampai orang-orang di sekeliling UGD tertarik melihat.

“Akbar? Kamu ngapain di luar, cepat masuk!” kata Pak Timo

“Saya gak mau masuk sebelum bapak ngejelasin semuanya, apa maksudnya diganti? Yang menang di kejuaran kabupaten itu kami, Pak!,” teriak Akbar marah

Dengan kepala yang masih diperban, Akbar memelototi pelatih dan kepala sekolahnya.
“Saya tahu, tapi dengar dulu nak, masalahnya ga sesederhana itu,” kata kepala sekolah memulai.

“Dengan kondisi kalian yang sekarang, kalian tidak mungkin ikut perlombaan. Tadi pagi, ibu dapat telepon dari pemda, dan pihak yang bersangkutan menginginkan …..urm… adanya perubahan dari segi pesertanya,” lanjut ibu kepala sekolah tampak memilih-milih kata.

“Apa SMA Pelita, SMA itu?” kata Akbar keras lagi. Wajahnya diliputi shock , amarah dan kecewa. Perjuangannya dan teman-temanya selama ini harus sia-sia. Padahal mereka sudah begitu dekat dengan tunamen yang mereka impikan.

“Gak mungkin,” kata suara lain, kali ini suara perempuan, suaranya pelan sampai hampir seperti bisikan.

“Yang menang kan kami pak waktu di kabupaten, mereka cuma runner up!” katanya emosi.
Tampaknya teriakan Akbar barusan juga telah menarik perhatian anggota lain. Pintu UGD sudah terbuka lebar, anak-anak mulai menjejalkan diri keluar pintu UGD dengan perlahan.

“Ya ampun, Retno. Kenapa kamu ikutan keluar. Kalian lagi kenapa ke luar juga?,” kata Pak Timo tak habis fikir. Anak-anak didikannya ini memang “terlalu” korsa untuk ukuran anak SMA.

“Retno bener . Apa Ibu sama Bapak masih ragu sama kami. Apa ibu gak liat kalau kami udah latihan keras selama ini,” kata anak laki-laki lain di belakang Akbar. Semua temannya menyahut setuju, sehingga ruang UGD saat itu tampak seperti dikerumuni demonstran.

“Ibu udah jelasin sama Akbar, kalian tidakk dalam kondisi yang cukup fit untuk jadi partisipan. Tapi bagaimanapun Pemda harus mengirimkan perwakilannya ke turnamen itu,” kata Bu An menjelaskan.

“Oh, jadi Pemda sialan itu ngebuang kami yang udah ngeharumin namanya, terus make SMA runner up konyol itu,” kata Akbar lagi.

“Bagaimanapun Pemda kabupaten kita tetap bertanggung jawab pada pihak panitia. Mereka gak mungkin tidak mengirimkan perwakilan mereka, tolong mengerti lah, masih ada kesempatan lagi” kata Pak Timo

“Bukannya bapak sendiri yang bilang, kalau kita harus mencari kesempatan bukan mengunggunya. Kami masih mampu ikut andil, Pak. Jangan sepele kan kami, bahkan meskipun kami terbaring sekarat di tempat tidur reyot rumah sakit ini, kami akan tetap menuju lapangan,” kata Akbar kukuh

“Kami gak rela, Pak. Meski kami harus jalan kaki sampai ke lapangan itu, kami pasti tetap bisa tampil besok,” kata Retno sambil menangis.

“Astagfiullah, kalian ini. Bapak mengkhawatirkan kalian. Kenapa kalian ga bisa ngerti. Sudah, bapak gak mau dengar protes kalian lagi sekarang semuanya masuk ke UGD, kalau engga bapak bersumpah ga akan mengizinkan kalian mengikuti lomba apapun, faham!!” kali ini Pak Timo benar-benar marah.

“bapak gak berhak ngelakuin itu!!!”

“Gak berhak !? Liat saja bapak bisa melakukan apapun hanya agar kalian patuh, sekarang MASUK!!!”
Anak-anak tak ada lagi yang melawan. Akbar, Retno da teman-temannya masuk kembali ke UGD.

Gara-gara keributan tadi, suasana begitu tegang. Dokter dan suster pun tak ada yang berani bergerak. Setelah anak-anak kembali ke tempat yang disediakan, dokter dan suster itu mulai kembali memeriksa dan melakukan perawatan.

“Akbar, gimana nih?,” bisik Retno sambil terisak
“Kita gak akan mundur,” kata Akbar yakin. “Siapin barang-barang, obat dan juga makanan. Aku punya rencana,” kata Akbar

Akbar melihat ke teman-teman di sekelilingnya. Mereka sudah terbiasa berkomunikasi dengan tatapan dan bisikan, sehingga tidak sulit baginya untuk menyampaikan niatnya. Semua temannya, meski sekilas supaya tidak ketahuan, mengagguk setuju ke arahnya.
“Begitu dokter sama suster konyol ini pergi, kita mulai,” katanya pelan

Akbar tahu, dan teman-temannya pun sama, masih ada kesempatan. Mereka tak kan mundur setelah begitu dekat . Meskipun harus melawan pak Timo, pelatih yang diam-diam dikaguminya, Ibu kepala sekolah, Pemerintah Daerah bahkan Pemerintah Provinsi, ia dan teman-temannya tak kan menyerah untuk mendapat piala cemerlang itu. Impian dan cita-cita pasukannya.

“Kita pasti bisa,” katanya daam hati sambil menggenggam erat tangan Retno.

Kamis, 22 Juli 2010

All About Tika Bag.2 (My Family)

Prolog :
Heee… Berhubung kemaren ada koreksian dari momon soal nama, niii gw tambahin..
Cekidoh lah…

"TikaR" (nama panggilan ke berapa yeee??)

Jadi, pada suatu hari….. Ketika matahari baru keluar dari peraduannya berangkatlah seorang gadis cantik, imut, lucu dan rajin menabung ke kampus kebanggaan warga UPI, FPMIPA (Hahah yang marah berarti sirik :P)

Nama ini mulai tenar di kalangan warga biologi 09 waktu pas KUBAK (lupa kepanjangannya kaya OSPEK poko naa). Kebetulan di kelompok akyu ada 2 orang yang namanya TiKa (emang pasaran tu nama, kenapa ortu w ga ngasih nama yang lain, Jessica, Jennifer, Britney, Sarikem ato apa ke). Yang satu ci Tika Maesaroh, sau lagi w githu lho (tau meren).

Laa kita sering salah “ngalieuk” kalo ada yang nyahut. Naa supaya ga ketuker ada yang inisiatif (ga tau tuh sapa yang mulai), W di panggil tikar en yang satu lagi tikam (bukan titi kamal lho… haha).

Personal Opinion :
Sebenere w rada bĂȘte juga kalo di panggil tikar, tau kan tikar = samak/alas duduk. Bahhh… W yang se imut ini dijadiin alas duduk, itu siii namanya memubazirkan ciptaan Allah (hahah……..)

Ok, cukup soal nama (perasaan w udah ngomong ini)
Gw kan udah nyeritain soal nama, tgl en tempat lahir ma bakat terpendam gw.. (ceilaaaaahhh) Sekarang kita masuk ke bagian lain… ini dia…. Ayo kita mulai..

Haha, bokap gw tu gokil abizzz… nurun dari beliau kayaknya sifat yang satu ini.
Tiap kali lebaran kita selalu keliling kampung buat silaturahmi, mulai dari Ma Uneh di ujung timur ampe, Bah Osep di ujung yang lain. Seringnya kan tanah di bagian sisi rumah tuh becek pas lebaran. Naa… dengen pedenya bokap gw, menyingsingkan (ngangkat sarung maksudnya) amp e ke atas lutut, supaya ga kotor katanya.

Pernah tuh si mamah ngomong gini…
Mamah : “ih bapa ngera-ngerakeun wae”
Bapa : “Kondeh, bodas ieu sukuna”
Etah kituuuu weehh sapanjang jalan, udar-ider ka ditu ka dieu…

Ada juga cerita gokil pas w potong rambut di sebuh salon (Fakta : gw potong rambut di salon bukan ke tukang cukur).. Yaa bokap gw dengan pedenya lagi ngambil gunting kecil tanpa persetujuan euce-euce di sana… teruzzz mulai menggunting ria kumisnya… Jiahhhh!!!!

Kalo ci mamah beda, mamah akyu ini jago banget nawar barang (Heee… makanya gw suka bgt kalo belanja ama mamah). Yaa… bayangin za, barang yang harganya 80 rebu bisa jadi 45 rebu… Mamah gw kalo nawar kayak yang mau ngajak perang, ampe ngotot-ngototan sama ci amang-amang yang jualan. Ci bapa malah pernah ngomong “Tik, beli es campur yuuu, pura-pura ga kenal ah”. Maka dengan berendap-endapnya kita keluar dari toko sepatu. Berasa jadi prisoner of LP Cipinang..
Kaka gw lain lagi, dy sperotip tukang nyuruh alias ga mau ngapa-ngapain sendiri kalo ada gw. “Tik, ambilin sendok, tik tuupin jendela, tik beliin mi goring” Bahhh,,, gini lah nasib anak bungsu, kerjaannya disuruh-suruh… TTT____TTT'

Yaa gitu deh kehidupan di keluarga gw,, meski banyak gokilnya tapi sebenere ada juga sedihnya. Tapi ga perlu gw ceritain lha.... Haha,, jadi inget kata-kata bijak seseorang "gosok lah gigi sebelum tidur".

jaka sembung bawa kucing
ga nyambung cing..

Jaka sembung jatuh
"Aduh nyeri"

Udahan aha... entar disambung lagi...

Senin, 19 Juli 2010

All About Tika

HaHa... Akhirnya gw nulis note juga.
Sebenere bingung mo nulis apa,,, Ya uda nulis tentang diri gw aza sendiri.. ^^

So, who am I?? I'm not Spiderman.. LOL

Nama asli KTP w siii Tika Rohayati : simple, gampang diinget, truz ga nyusahin petugas administrasi, dijamin yang bikin surat-surat gw ga bakal salah. Pernah tuwh temen SMA gw mesti 3x ganti ijazah, gara-gara namanya salah, ribet my man... i jadi y, p jadi f, tak perlu aku sebutin lha namanya.

OK, kembali ke soal nama..
Nama panggilan gw, waaa banyak... ni gw sebutin...

1. Tika = jelas lha, orang nama depan gw
2. Tik-om = itu, gara2 waktu TK, gigi gw paling ompong dibanding anak-anak sekelas, Bahhh...
3. Kunyuk = ...??? gw juga masih penasaran kenapa kaka gw suka banget manggil nama itu
4. CuE = ini gara2 si onyon putri ma si pita waktu gw msk pemusatan (ato waktu the best eaa.. hee lupa, ) seangkatan manggil gw cue, ampir senior2 gw di paskib juga ikutan.
Nb : cue itu nama sejenis ikan yang bentuknya pipih (parah kan???)
5. Pelor = temPEL langsung moLOR. Yang ngasih julukan ini gw lupa namanya, pokone pelatih di paskib juga waktu the best. Sebenere gw lebih suka Putri Tidur, Sleeping Beuty ato apalah...
6. Emak/Mak Lampir = ini mah gara-gara drama waktu sma (kelas 2 ato 3 ea??)
7. Ayang = Yaa.. ini tau lha dari siapa.. kekekek..

NEXT

Gw, lahir di sebuah kota yang indah dan permai, tempat bersejarah terutama pas sehari sebelum proklamasi, tau lha kalian Hehe

Pengennya sii, W lahir di Nagasaki ato dimana gitu... tapi kita kan harus tetap bersyukur kan bro..

W lahir ampir 20 tahun lalu (jiah udah tua), ditanggal dimana Nagasaki pernah di jatuhi bom atom (ngerti kan kenapa gw pengen lahir di nagasaki), kalo ga tw buka-buka lagi buku sejarahnya...

Gw ga suka hal-hal ribet tapi agak-agak perfeksionis, ini juga yang sering ngebetein temen2 gw waktu sma ma smp, kuliah juga kali ea.. (maapin tika ya kawannn TT__TT)..
Tapi w gampang akrab ma temen seangkatan, tapi susah sama guru/dosen, kakak kelas ma adek kelas.. Ga tw kenapa, emang ga mood aza kali ya... (PR 1)

Gw suka ngelamun, ngebayangin jadi super hero, ninja ato penyihir... terus yaaa... MENYELAMATKAN DUNIA.. (Bahhh Norak banget)..
Ntu sebabnya w suka kisah-kisah heroik, terutama yang fiktif tapi yang sesuai fakta juga wookee... Kalo lagi baca, w sampe ga ingat waktu, uang, fikiran, tenaga, hp, kacamata, tetangga, lha semua daa..
Pernah waktu pernah pertama kali baca uku harpot 7, w semalem suntuk ga tidur buat baca abis tuu buku, padahal besoknya w tugas upacara di skulll (untung ga dimarahin pak lala, dy g tw alnya)..

kalo masalah pelajaran,, ya.. w sih termasuk menengah ke bawah (rendah hati kan bro) Haha..

gw punya satu rahasia,,, yang cuma w aza yang tw...
gw ngerasa kalo gw tuh punya BAKAT buat jadi PENYIHIR, serius lho.. Demi celana kolor Merlin yang paling gombrong..

buktinya :
1. gw pernah ngasih hasil "penglihatan" gw ke ci irma, gw bilang "Ma, kalo nyebrang harus liat kiri-kanan, kalo engga entar bisa ketabrak". Nah, ampe sekarang beliau masih sehat walafiat en kuliah dengan lancarnya.

2. Pernah juga tuh waktu gw jadi suporter tim basket kelas waktu ngelawan kelas IPA5. Gw teriak2 sama bolanya "Jangan masuk! Jangan Masuk!" eh bener tuh bola ga masuk2. Ya... meskipun lama2 masuk juga siii..

3. Waktu pulang sekoah naek angkot, pernah sekali w ga punya receh. Truz w komat-kamit (receh, receh, receh) eh, beneran di tas w ada uang receh..

Naa... Sekarang lu lu pade percaya kan...

Uda dulu ahhhh... Cape,, ntar dilanjutin lagi...